Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut. Namun demikian jenis belut yang sering dijumpai adalah jenis belut sawah.
MANFAAT
Manfaat dari budidaya
belut adalah:
1) Sebagai penyediaan
sumber protein hewani.
2) Sebagai pemenuhan
kebutuhan sehari-hari.
3) Sebagai obat
penambah darah.
PERSYARATAN LOKASI
1) Secara
klimatologis ikan belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang
spesifik. Ketinggian tempat budidaya ikan belut dapat berada di dataran rendah
sampai dataran tinggi. Begitu pula dengan kelembaban dan curah hujan tidak ada
batasan yang spesifik.
2) Kualitas air untuk
pemeliharaan belut harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar
bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.Kondisi tanah dasar kolam
tidak beracun.
3) Suhu
udara/temperatur belut yaitu optimal untukpertumbuhan berkisar antara 25-31
derajat C.
4) Pada prinsipnya
kondisi perairan adalah air yang harus bersih dan kaya akan osigen terutama
untuk bibit/benih yang masih kecil yaitu ukuran 1-2 cm.Sedangkan untuk
perkembangan selanjutnya belut dewasa tidak memilih kualitas air dan dapat
hidup di air yang keruh.
PEDOMAN TEKNIS
BUDIDAYA
Penyiapan Sarana dan
Peralatan
1) Perlu diketahui
bahwa jenis kolam budidaya ikan belut harus dibedakan antara lain: kolam
induk/kolam pemijahan, kolam pendederan (untuk benih belut berukuran 1-2 cm),
kolam belut remaja (untuk belut ukuran 3-5 cm) dan kolam pemeliharaan belut
konsumsi (terbagi menjadi 2 tahapan yang masing-masing dibutuhkan waktu 2
bulan) yaitu untuk pemeliharaan belut ukuran 5-8 cm sampai menjadi ukuran 15-20
cm dan untuk pemeliharan belut dengan ukuran 15-20 cm sampai menjadi ukuran
30-40 cm.
2) Bangunan
jenis-jenis kolam belut secara umum relatif sama hanya dibedakan oleh ukuran,
kapasitas dan daya tampung belut itu sendiri.
3) Ukuran kolam induk
kapasitasnya 6 ekor/m2. Untuk kolam pendederan (ukuran belut 1-2 cm) daya
tampungnya 500 ekor/m2. Untuk kolam belut remaja (ukuran 2-5 cm) daya
tampungnya 250 ekor/m2. Dan untuk kolam belut konsumsi tahap pertama (ukuran
5-8 cm) daya tampungnya 100 ekor/m2. Serta kolam belut konsumsi tahap kedua
(ukuran 15-20cm) daya tampungnya 50 ekor/m2, hingga panjang belut pemanenan
kelak berukuran 3-50 cm.
4) Pembuatan kolam
belut dengan bahan bak dinding tembok/disemen dan dasar bak tidak perlu
diplester.
5) Peralatan lainnya
berupa media dasar kolam, sumber air yang selalu ada, alat penangkapan yang
diperlukan, ember plastik dan peralatan-peralatan lainnya.
6) Media dasar kolam
terdiri dari bahan-bahan organik seperti pupuk kandang, sekam padi dan jerami
padi. Caranya kolam yang masih kosong untuk lapisan pertama diberi sekam padi
setebal 10 cm, diatasnya ditimbun dengan pupuk kandang setebal 10 cm, lalu
diatasnya lagi ditimbun dengan ikatan-ikatan merang atau jerami kering. Setelah
tumpukan-tumpukan bahan organik selesai dibuat (tebal seluruhnya sekitar 30
cm), berulah air dialirkan kedalam kolam secara perlahan-lahan sampai setinggi
50 cm (bahan organic + air). Dengan demikian media dasar kolam sudah selesai,
tinggal media
tersebut dibiarkan
beberapa saat agar sampai menjadi lumpur sawah.Setelah itu belut-belut
diluncurkan ke dalam kolam.
Penyiapan Bibit
1) Menyiapkan Bibit
a. Anak belut yang
sudah siap dipelihara secara intensif adalah yang berukuran 5-8 cm. Di pelihara
selama 4 bulan dalam 2 tahapan dengan masing-masing tahapannya selama 2 bulan.
b.Bibit bisa
diperoleh dari bak/kolam pembibitan atau bisa juga bibit diperoleh dari
sarang-sarang bibit yang ada di alam.
c. Pemilihan bibit
bisa diperoleh dari kolam peternakan atau pemijahan. Biasanya belut yang
dipijahkan adalah belut betina berukuran ± 30 cm dan belut jantan berukuran ± 40 cm.
d. Pemijahan
dilakukan di kolam pemijahan dengan kapasitas satu ekor pejantan dengan dua ekor
betina untuk kolam seluas 1 m2. Waktu pemijahan kira-kira berlangsung 10 hari
baru telur-telur ikan belut menetas. Dan setelah menetas umur 5-8 hari dengan
ukuran anak belut berkisar 1,5–2,5 cm. Dalam ukuran ini belut segera diambil
untuk ditempatkan di kolam pendederan calon benih/calon bibit. Anak belut dengan
ukuran sedemikian tersebut diatas segera ditempatkan di kolam pendederan calon
bibit selama ± 1 (satu) bulan sampai anak belut tersebut berukuran 5-8 cm. Dengan
ukuran ini anak belut sudah bisa diperlihara dalam kolam belut untuk konsumsi
selama dua bulan atau empat bulan.
2) Perlakuan dan
Perawatan Bibit
Dari hasil pemijahan
anak belut ditampung di kolam pendederan calon benih selama 1 bulan. Dalam hal
ini benih diperlakukan dengan secermat mungkin agar tidak banyak yang hilang.
Dengan perairan yang bersih dan lebih baik lagi apabila di air yang mengalir.
Pemeliharaan
Pembesaran
1) Pemupukan
Jerami yang sudah
lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan pupuk kandang juga
diperlukan sebagai salah satu bahan organic utama.
2) Pemberian Pakan
Bila diperlukan bisa
diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung) yang
diberikan setiap 10 hari sekali.
3) Pemberian
Vaksinasi
4) Pemeliharaan Kolam
dan Tambak
Yang perlu diperhatikan
pada pemeliharaan belut adalah menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar
dan dalam kolam tidak beracun.
HAMA DAN PENYAKIT
1) Hama pada belut
adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.
2) Di alam bebas dan
di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut antara lain: berang-berang,
ular, katak, burung, serangga, musang air dan ikan gabus.
3) Di pekarangan,
terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan
kucing. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
Penyakit yang umum
menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti
virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
PANEN
Pemanenan belut
berupa 2 jenis yaitu :
1) Berupa benih/bibit
yang dijual untuk diternak/dibudidayakan.
2) Berupa hasil akhir
pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi (besarnya/panjangnya sesuai
dengan permintaan pasar/konsumen).
Cara Penangkapan
belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan peralatan antara lain:
bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan pancing atau kail dan
pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.
0 komentar:
Posting Komentar