Budidaya sapi
potong masih memiliki prospek yang cukup menjanjikan, karena populasi yang ada
masih belum seimbang dengan kebutuhan masyarakat daging sapi yang menjadi
sumber protein yang dibutuhkan tubuh.Sudah barang tentu peluang pemasaran hasil
budidaya sangat terbuka.Bukan hanya sekedar daging yang menjadi nilai jual, secara
ekonomis kotoran sapi dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik, bahkan bisa
diolah menjadi bio gas.Alhasil keuntungan berlipat inilah yang dibidik oleh
para pembudidaya.Apalagi penggemukan sapi hanya membutuhkan waktu 4 - 6 bulan, sehingga perputaran uang bisa lebih optimal.
Gambaran kasar keuntungan yang kita dapat, dapat diilustrasikan; dengan asupan makanan yang sederhana, kita bisa melihat perkembangan bobot badan lebih kurang 0,5 kg/hr.Jika dikonversikan harga berat hidup sapi Rp 25.000/kg maka bisa diperoleh keuntugan Rp 25.000 X 0,5 Kg X 30 hari = Rp 375.000/bulan.
Tapi sebelum
lebih jauh terjun ke dunia usaha penggemukan sapi ini, perlu diperhatikan
beberapa persiapan agar keuntungan yang kita mimpikan tidak sekedar hitungan
matematis yang tertulis dikertas.
1). Pilih
lokasi yang cukup ideal untuk budidaya.Upayakan jauh dari pemukiman penduduk
atau paling tidak minimal 10 meter dari rumah tinggal, tapi dekat ke jalan agar
mudah dijangkau oleh calon pembeli saat tiba masa panen.
2). Cukup
sinar matahari
3). Dekat
dengan lahan pertanian, atau padang rumput sebagai bahan pakan utama
4). Kandang
bisa tipe tunggal atau ganda, tergantung berapa banyak sapi yang akan kita
ternak.Penempatan sapi pada tipe tunggal dilakukan pada satu baris atau
jajaran, sementara pada tipe ganda dilakukan dua barisan yang saling berhadapan
atau bertolak belakang.
5). Lantai
kandang bisa berupa tanah yang padat atau lantai semen, agar kotoran mudah
dibersihkan.Usahakan tetap kering agar terhindar dari timbulnya berbagai
penyakit.Usahakan pula beri alas jerami kering, agar kandang hangat.
6). Sediakan desinfektan
untuk mencuci segala peralatan budidaya setelag digunakan.
7). Ukuran
kandang untuk sapi dewasa 1,5 X 2 m atau 2,5 X 2 m
8). Suhu
sekitar kandang rata rata 33 derajat C dengan tingkat kelembaban 75 %.
9). Tempat
pakan dan minum dibuat permanen diluar kandang, dibuat agak tinggi, supaya
tidak terinjak atau tercampur kotoran.
Setelah segala
persiapan tersebut diatas terpenuhi, kita siap untuk berbudidaya.Lakukan
pemilihan bibit yang baik dan benar. Lakukan hal berikut :
1). Pilih
bibit sapi yang sehat ditandai ciri berikut : Mata tampak cerah dan bersih,
tidak terganggu pernafasannya, hidung tidak keluar lender, kuku tidak terasa
panas bila diraba, tidak terlihat eksternal parasit pada kulit dan bulu, tidak
mencret terlihat tanda pada ekor dan dubur, tidak ada kerusakan pada kulit dan
bulu tidak rontok, pusar bersih dan kering.
2). Pilih tipe
sapi yang cocok, seperti jenis sapi bali, Brahman, PO atau tipe lainnya.
Lakukan
pemeliharan yang dengan baik setelah bibit sapi dikandangkan.
1). Berikan
pakan hijauan yang bermutu dan jumlah yang cukup.Sapi membutuhkan asupan makan
pokok sebesar 10 % dan 1% makanan tambahan dari berat badannya perhari.Ransum
tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu.
yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput ditempat pakan. Selain itu,
dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapur.Pakan sapi
dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini dikenal
dengan istilah ransum. Macam hijauan segar adalah rumput-rumputan,
kacang-kacangan dan tanaman hijau lainnya.Rumput yang baik untuk pakan sapi
adalah rumput gajah, rumput raja, daun turi, daun lamtoro.Hijauan kering
berasal dari hijauan segar yang sengaja dikeringkan dengan tujuan agar tahan
disimpan lebih lama. Termasuk dalam hijauan kering adalah jerami padi, jerami
kacang tanah, jerami jagung, dsb. yang biasa digunakan pada musim kemarau.
Hijauan ini tergolong jenis pakan yang banyak mengandung serat kasar.Hijauan
segar dapat diawetkan menjadi silase. Secara singkat pembuatan silase ini dapat
dijelaskan sebagai berikut: hijauan yang akan dibuat silase ditutup rapat,
sehingga terjadi proses fermentasi. Hasil dari proses inilah yang disebut
silase. Contoh silase yang telah memasyarakat antara lain silase jagung, silase
rumput, silase jerami padi, dll.tambahkan konsentrat sebagai ransum tambahan.
2). Jangan
biarkan sapi lapar terlalu lama, agar pertumbuhan sapi tidak terhambat.
3). Lakukan
pengecekan secara rutin, agar sapi selalu sehat.waspadai beberapa penyakit yang
mungkin saja menjangkiti ternak kita, antara lain: Penyakit antraks, Penyakit
mulut dan kuku, ngorok, penyakit radang kuku/kuku busuk.
4). Bersihkan
kandang secara rutin, jauhkan dari kandang atau lakukan penimbungan agar mengalami
proses fermentasi lebih kurang 2 minggu, dan kotoran sudah bisa digunakan untuk
pupuk organik.
5). Jaga
sirkulasi udara dengan cara buat
6). Air minum
senantiasa tersedia.
Setelah lebih
kurang 6 bulan pemeliharaan, atau bobot sapi sudah siap jual, penjualan pun
bisa dilakukan.
Ok.
0 komentar:
Posting Komentar