Jumat, 18 Maret 2016

Budidaya Sapi Potong


Budidaya sapi potong masih memiliki prospek yang cukup menjanjikan, karena populasi yang ada masih belum seimbang dengan kebutuhan masyarakat daging sapi yang menjadi sumber protein yang dibutuhkan tubuh.Sudah barang tentu peluang pemasaran hasil budidaya sangat terbuka.Bukan hanya sekedar daging yang menjadi nilai jual, secara ekonomis kotoran sapi dapat dimanfaatkan untuk pupuk organik, bahkan bisa diolah menjadi bio gas.Alhasil keuntungan berlipat inilah yang dibidik oleh para pembudidaya.Apalagi penggemukan sapi hanya membutuhkan waktu 4 - 6 bulan, sehingga perputaran uang bisa lebih optimal.

Gambaran kasar keuntungan yang kita dapat, dapat diilustrasikan; dengan asupan makanan yang sederhana, kita bisa melihat perkembangan bobot badan lebih kurang 0,5 kg/hr.Jika dikonversikan harga berat hidup sapi Rp 25.000/kg maka bisa diperoleh keuntugan Rp 25.000 X 0,5 Kg X 30 hari = Rp 375.000/bulan.
Tapi sebelum lebih jauh terjun ke dunia usaha penggemukan sapi ini, perlu diperhatikan beberapa persiapan agar keuntungan yang kita mimpikan tidak sekedar hitungan matematis yang tertulis dikertas.
1). Pilih lokasi yang cukup ideal untuk budidaya.Upayakan jauh dari pemukiman penduduk atau paling tidak minimal 10 meter dari rumah tinggal, tapi dekat ke jalan agar mudah dijangkau oleh calon pembeli saat tiba masa panen.
2). Cukup sinar matahari
3). Dekat dengan lahan pertanian, atau padang rumput sebagai bahan pakan utama
4). Kandang bisa tipe tunggal atau ganda, tergantung berapa banyak sapi yang akan kita ternak.Penempatan sapi pada tipe tunggal dilakukan pada satu baris atau jajaran, sementara pada tipe ganda dilakukan dua barisan yang saling berhadapan atau bertolak belakang.
5). Lantai kandang bisa berupa tanah yang padat atau lantai semen, agar kotoran mudah dibersihkan.Usahakan tetap kering agar terhindar dari timbulnya berbagai penyakit.Usahakan pula beri alas jerami kering, agar kandang hangat.
6). Sediakan desinfektan untuk mencuci segala peralatan budidaya setelag digunakan.
7). Ukuran kandang untuk sapi dewasa 1,5 X 2 m atau 2,5 X 2 m
8). Suhu sekitar kandang rata rata 33 derajat C dengan tingkat kelembaban 75 %.
9). Tempat pakan dan minum dibuat permanen diluar kandang, dibuat agak tinggi, supaya tidak terinjak atau tercampur kotoran.
Setelah segala persiapan tersebut diatas terpenuhi, kita siap untuk berbudidaya.Lakukan pemilihan bibit yang baik dan benar. Lakukan hal berikut :
1). Pilih bibit sapi yang sehat ditandai ciri berikut : Mata tampak cerah dan bersih, tidak terganggu pernafasannya, hidung tidak keluar lender, kuku tidak terasa panas bila diraba, tidak terlihat eksternal parasit pada kulit dan bulu, tidak mencret terlihat tanda pada ekor dan dubur, tidak ada kerusakan pada kulit dan bulu tidak rontok, pusar bersih dan kering.
2). Pilih tipe sapi yang cocok, seperti jenis sapi bali, Brahman, PO atau tipe lainnya.
Lakukan pemeliharan yang dengan baik setelah bibit sapi dikandangkan.
1). Berikan pakan hijauan yang bermutu dan jumlah yang cukup.Sapi membutuhkan asupan makan pokok sebesar 10 % dan 1% makanan tambahan dari berat badannya perhari.Ransum tambahan berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu. yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput ditempat pakan. Selain itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa garam dapur, kapur.Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah dan perbandingan tertentu ini dikenal dengan istilah ransum. Macam hijauan segar adalah rumput-rumputan, kacang-kacangan dan tanaman hijau lainnya.Rumput yang baik untuk pakan sapi adalah rumput gajah, rumput raja, daun turi, daun lamtoro.Hijauan kering berasal dari hijauan segar yang sengaja dikeringkan dengan tujuan agar tahan disimpan lebih lama. Termasuk dalam hijauan kering adalah jerami padi, jerami kacang tanah, jerami jagung, dsb. yang biasa digunakan pada musim kemarau. Hijauan ini tergolong jenis pakan yang banyak mengandung serat kasar.Hijauan segar dapat diawetkan menjadi silase. Secara singkat pembuatan silase ini dapat dijelaskan sebagai berikut: hijauan yang akan dibuat silase ditutup rapat, sehingga terjadi proses fermentasi. Hasil dari proses inilah yang disebut silase. Contoh silase yang telah memasyarakat antara lain silase jagung, silase rumput, silase jerami padi, dll.tambahkan konsentrat sebagai ransum tambahan.
2). Jangan biarkan sapi lapar terlalu lama, agar pertumbuhan sapi tidak terhambat.
3). Lakukan pengecekan secara rutin, agar sapi selalu sehat.waspadai beberapa penyakit yang mungkin saja menjangkiti ternak kita, antara lain: Penyakit antraks, Penyakit mulut dan kuku, ngorok, penyakit radang kuku/kuku busuk.
4). Bersihkan kandang secara rutin, jauhkan dari kandang atau lakukan penimbungan agar mengalami proses fermentasi lebih kurang 2 minggu, dan kotoran sudah bisa digunakan untuk pupuk organik.
5). Jaga sirkulasi udara dengan cara buat
6). Air minum senantiasa tersedia.
Setelah lebih kurang 6 bulan pemeliharaan, atau bobot sapi sudah siap jual, penjualan pun bisa dilakukan.

Ok.

0 komentar:

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

About

BTemplates.com

Blogroll